Kamis, 29 November 2012

SISTEM PENCERNAAN MAKANAN
PADA HEWAN

1.        Sistem Pencernaan Makanan pada Invertebrata
Sistem pencernaan pada hewan invertebrata umumnya dilakukan secara intrasel, seperti pada protozoa, porifera, dan Coelenterata. Pencernaan dilakukan dalam alat khusus berupa vakuola makanan, sel koanosit dan rongga gastrovaskuler. Selanjutnya, pada cacing parasit seperti pada cacing pita, alat pencernaannya belum sempurna dan tidak memiliki mulut dan anus. pencernaan dilakukan dengan cara absorbs langsung melalui kulit.
a.       Sistem Pencernaan Makanan Amoeba
Cara makan Amoeba adalah dengan menjulurkan pseudopodianya mengelilingi partikel makanan atau vakuola berdenyut atau vakuola kontraktil. Di dalam vakuola makanan,partikel makanan dicerna. Selama mencerna makanan, vakuola beredar berkeliling mengikuti aliran sitoplasma. Sari makanan hasil pencernaan berdivusi keluar vakuola makanan masuk ke dalam sitoplasma. Sisa makanan dikeluarkan melalui membran permukaan tubuh.
b.      Sistem Pencernaan Makanan Porifera
Organel pencerna: vakuola makanan.
Cara makan:
Gerakan flagela pada sel leher mnyebabkan aliran air dari ostium masuk ke spongosol lalu ke oskulum. Air yang mengalir ini membawa oksigen dan makan yang berupa plankton. Makanan ditangkap oleh sel-sel leher kemudian dicerna di dalam vakuola makanan. Setelah dicerna, sari-sari makanan diangkut oleh sel-sel amebosit untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sisa-sisa makanan yang tidak berguna dikeluarkan oleh sel leher ke dalam air di dalam spongosol dan seterusnya dikeluarkan melalui oskulum bersama aliran air dalam tubuhnya.
c.       Sistem Pencernaan Makanan pada Coelenterata
Organ pencerna; mulut,rongga gastrovaskular.
Cara makan:
Makan ditangkap dengan tentakel-tentakelnya kemudian dimasukkan ke dalam mulut dan diteruskan ke dalam rongga gastrovaskular. Dinding gastrovaskular mengeluarkan enzim untuk mencerna makanan. Sari-sari makanan diserap oleh sel-sel usus dan sisanya dikeluarkan melalui mulut. Makanannya antara lain berupa udang-udangan tingkat rendah dan larva insekta. Platyhelminthes Saluran pencernaan pada hewan ini tidak sempurna,yaitu berupa rongga gastrovaskuler yang terletak di tengah tubuh dan berperan sebagai anus.
d.      Sistem Pencernaan pada Planaria sp
Saluran pencernaannya terdiri dari mulut,faring, dan usus, tidak mempunyai anus. Mulut terdapat di bagian ventral, kurang lebih di bagian tengah tubuh. Faring dapat dijulurkan dan berhubungan dengan usus (rongga gastrovaskuler). Usus bercabang tiga: satu cabang ke arah anterior dan dua cabang ke arah posterior. Tiap-tiap cabang usus tersebut bercabang lagi ke seluruh tubuh melalui cabang-cabang usus, sedangkan sisa makanan yang tidak tercerna dikeluarkan melalui mulut.
e.       Sistem Pencernaan Makanan pada Cacing Tanah
Sistem pencernaannya lengkap, yaitu terdiri dari mulut yang berhubungan dengan faring, esofagus,tembolok, empela, intestinum, dan anus. Makanan cacing tanah berupa daun-daunan serta sampah organik yang sudah lapuk. Cacing tanah dapat mencerna senyawa organik tersebut menjadi molekul yang sederhana yang dapat diserap oleh tubuhnya. Sisa pencernaan makanan dikeluarkan melalui anus.
2.      Sistem Pencernaan Makanan pada Vertebrata
a.       Ikan
Saluran pencernaan pada ikan dimulai dari rongga mulut (cavum oris). Di dalam rongga mulut terdapat gigi-gigi kecil yang berbentuk kerucut pada geraham bawah dan lidah pada dasar mulut yang tidak dapat digerakan serta banyak menghasilkan lendir, tetapi tidak menghasilkan ludah (enzim). Dari rongga mulut makanan masuk ke esophagus melalui faring yang terdapat di daerah sekitar insang.
Esofagus berbentuk kerucut, pendek, terdapat di belakang insang, dan bila tidak dilalui makanan lumennya menyempit. Dari kerongkongan makanan di dorong masuk ke lambung, lambung pada umum-nya membesar, tidak jelas batasnya dengan usus. Pada beberapa jenis ikan, terdapat tonjolan buntu untuk memperluas bidang penyerapan makanan.
Dari lambung, makanan masuk ke usus yang berupa pipa panjang berkelok-kelok dan sama besarnya. Usus bermuara pada anus. Kelenjar pencernaan pada ikan, meliputi hati dan pankreas. Hati merupakan kelenjar yang berukuran besal, berwarna merah kecoklatan, terletak di bagian depan rongga badan dan mengelilingi usus, bentuknya tidak tegas, terbagi atas lobus kanan dan lobus kiri, serta bagian yang menuju ke arah punggung. Fungsi hati menghasilkan empedu yang disimpan dalam kantung empedu untuk membanfu proses pencernaan lemak. Kantung empedu berbentuk bulat, berwarna kehijauan terletak di sebelah kanan hati, dan salurannya bermuara pada lambung. Kantung empedu berfungsi untuk menyimpan empedu dan disalurkan ke usus bila diperlukan. Pankreas merupakan organ yang berukuran mikroskopik sehingga sukar dikenali, fungsi pankreas, antara lain menghasilkan enzim – enzim pencernaan dan hormon insulin.
b.      Amphibi
Sistem pencernaan makanan pada amfibi, hampir sama dengan ikan, meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. salah satu binatang amphibi adalah katak. Makanan katak berupa hewan-hewan kecil (serangga). Secara berturut-turut saluran pencernaan pada katak meliputi:
1.       rongga mulut: terdapat gigi berbentuk kerucut untuk memegang mangsa dan lidah untuk menangkap mangsa,
2.       esofagus; berupa saluran pendek,
3.       ventrikulus (lambung), berbentuk kantung yang bila terisi makanan
menjadi lebar. Lambung katak dapat dibedakan menjadi 2, yaitu tempat masuknya esofagus dan lubang keluar menuju usus,
4.        intestinum (usus): dapat dibedakan atas usus halus dan usus tebal. Usus halus meliputi: duodenum. jejenum, dan ileum, tetapi belum jelas batas-batasnya.
5.       Usus tebal berakhir pada rektum dan menuju kloaka, dan
6.       kloaka: merupakan muara bersama antara saluran pencernaan makanan, saluran reproduksi, dan urine.
Kelenjar pencernaan pada amfibi, terdiri atas hati dan pankreas. Hati berwarna merah kecoklatan, terdiri atas lobus kanan yang terbagi lagi menjadi dua lobulus. Hati berfungsi mengeluarkan empedu yang disimpan dalam kantung empedu yang berwarna kehijauan. pankreas berwarna kekuningan, melekat diantara lambung dan usus dua belas jari (duadenum). pankreas berfungsi menghasilkan enzim dan hormon yang bermuara pada duodenum.
c.       Reptil
Sebagaimana pada ikan dan amfibi, sistem pencernaan makanan pada reptil meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Reptil umumnya karnivora (pemakan daging). Secara berturut-turut saluran pencernaan pada reptil meliputi:
1.       rongga mulut: bagian rongga mulut disokong oleh rahang atas dan bawah, masing-masing memiliki deretan gigi yang berbentuk kerucut, gigi
menempel pada gusi dan sedikit melengkung ke arah rongga mulut. Pada rongga mulut juga terdapat lidah yang melekat pada tulang lidah dengan ujung bercabang dua,
2.       esofagus (kerongkongan),
3.       ventrikulus(lambung),
4.       intestinum: terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada anus.
Kelenjar pencernaan pada reptil meliputi hati, kantung empedu, dan pankreas. Hati pada reptilia memiliki dua lobus (gelambirf dan berwarna
kemerahan. Kantung empedu terletak pada tepi sebelah kanan hati.
5.       Pankreas berada di antara lambung dan duodenum, berbentuk pipih kekuning-kuningan.
d.     Aves
Organ pencernaan pada burung terbagi atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Makanan burung bervariasi berupa biji-bijian, hewan kecil, dan buah-buahan.
Saluran pencernaan pada burung terdiri atas:
1.       paruh: merupakan modifikasi dari gigi,
2.       rongga mulut: terdiri atas rahang atas yang merupakan penghubung antara rongga mulut dan tanduk,
3.       faring: berupa saluran pendek, esofagus: pada burung terdapat pelebaran pada bagian ini disebut tembolok, berperan sebagai tempat penyimpanan makanan yang dapat diisi dengan cepat,
4.       lambung terdiri atas:
-           Proventrikulus (lambung kelenjar): banyak menghasilkan enzim pencernaan, dinding ototnya tipis.
-          Ventrikulus (lambung pengunyah/empedal): ototnya berdinding tebal. Pada burung pemakan biji-bijian terdapat kerikil dan pasir yang tertelan bersama makanan vang berguna untuk membantu pencernaan dan disebut sebagai ” hen’s teeth”,
5.       intestinum: terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada kloaka.
Usus halus pada burung terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum.
Kelenjar pencernaan burung meliputi: hati, kantung empedu, dan pankreas. Pada burung merpati tidak terdapat kantung empedu.
e.     Memamah biak
Pencernaan pada mamalia pada umumnya mirip dengan pencernaan manusia. Proses pencernaan dimulai dari rongga mulut (cavum oris) dan berakhir di anus. Pada bagian mulut, terdapat gigi yang bentuknya bermacam-macam sesuai dengan makanannya. Hewan pemakan tumbuhan (herbivora) mempunyai dua macam gigi, yaitu gigi seri dan geraham. Hewan pemakan daging (karnivora) mempunyai gigi seri, geraham dan gigi taring. Hewan pemakan daging dan tumbuhan (omnivora) mempunyai gigi seri, geraham dan taring, meskipun tidak setajam karnivora.
Jenis gigi mamalia sama dengan gigi manusia, tetapi mengalami perubahan bentukyang sesuai dengan cara hidupnya.
a.       Gigi seri (dens insisivus)
Gigi seri berbentuk pahat dan berfungsi untuk memotong. Email hanya ada di bagian dataran muka. Di bagian ini, gigi terus tumbuh.
b.      Gigi Taring (dens caninus)
Gigi taring berbentuk runcing dan berfungsi untuk menyobek.
c.       Geraham muka (premolar)
Geraham muka berfungsi untuk mengunyah. Bagian mahkotanya terdiri dari email yang melintang dan tajam.
d.      Geraham belakang (molar)
Geraham belakang berfungsi untuk mengunyah. Bentuknya sama dengan molar pada manusia.
Pada hewan memamah biak,proses pencernaannya memiliki kekhususan. Lambungnya terdiri atas empat bagian : perut besar (rumen), perut jala (retikulum), perut kitab-kitab (omasum) dan perut masam ( abomasum).
Proses pencernaan labung sapi / pemamah biak lainnya adalah sebagai berikut, makanan (rumput, daun, dll) dikunyah sekadarnya kemudian dicampur air liur, lalu ditelan ke esophagus, makanan masuk ke rumen. Perut besar (rumen) merupakan tempat sementara untuk mencerna makanan setelah dicerna di mulut. Di rumen terdapat simbiosi antara hewan pemamah biak dengan bakteri dan flagelata yang dapat menghasilkan enzim selulase. Contoh bakteri simbiosis tersebut ialah Chytopaga sedangkan flagelata Cypromonas subtilis. Di dalam rumen terjadi pencernaan protein dan polisakarida, serta fermentasi selulosa oleh enzim selulase. Dari perut besar, makanan masuk ke perut jala (reticulum). Di perut jala makanan mengalami pelunakan sehingga terbentuk gumpalan-gumpalan kecil (bolus). Ketika hewan itu istirahat, gumpalan makanan itu dikembalikan ke mulut untuk dikunyah lagi oleh geraham. Setelah itu, makanan ditelan lagi masuk ke perut kitab-kitab (omasum) yang mempunyai kelenjar. Di sana terjadi penyerapan air dan pengunyahan. Dari perut kitab-kitab makanan diteruskan ke perut masam (abomasums). Di sini makanan dicerna lagi secara kimiawi oleh enzim-enzim untuk selanjutnya masuk ke intestinum kemudian ke usus besar.
Usus pada hewan pemamah biak dibedakan menjadi dua yaitu usus halus dan usus besar. Usus halus (intestinum tenue) terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum. Di dalam usus halus terjadi periombakan terakhir dan proses penyerapan sari-sari makanan. Sisa makanan menuju rektum dan dikeluarkan lewat anus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar